Sebuah langkah maju dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Madiun karena ada sekitar 78-an koleksi naskah kuno telah selesai didigitalisasi (disalin ke bentuk digital). Buku-buku tersebut tak hanya berisikan tentang sejarah masa lalu, namun juga ada novel dan cerita fiksi yang ditulis era 60-an hingga 70-an. Beberapa di antaranya juga merupakan buku dengan bahasa asing, seperti Bahasa Inggris dan Belanda. Subkor Layanan Perpustakaan dan Pelestarian Naskah Kuno Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Madiun Siti Wahyu mengatakan, saat ini beberapa naskah buku-buku langka itu telah di digitalisasi, hal itu guna menjaga fisik asli buku. Rata-rata buku tersebut berusia lebih dari 50 tahun, bahkan ada yang masih menggunakan ejaan lama. "Rata-rata buku yang keluaran 60-70 an masih menggunakan ejaan lama, seperti tj-,-oe, dj-. Nah, itu membutuhkan pemahaman khusus untuk membacanya," kata dia, Rabu (1/2). Kedati sulit untuk dipahami, hingga saat ini pihaknya masih belum memiliki anggaran khusus untuk menerjemahkan naskah dalam buku, yang menggunakan ejaan lama ataupun bahasa asing. Menurut Siti, meskipun sudah ada rencana untuk menerjemahkan buku-buku asing dan ejaan lama. Biaya yang diperlukan untuk satu buku tidaklah murah. Terlebih, ada puluhan buku kuno dengan bahasa asing yang dimiliki Perpustakaan Kota Madiun. la memperkirakan, untuk satu halaman berkisar antara Rp 10.000 -30.000. Sedangkan buku lama rata-rata memiliki lebih dari 100 halaman.

Sumber Berita : Memorandum